Notification

×

Iklan

Iklan

Dalam waktu dekat Pemkab, Tolikara menyurati kementerian PUPR untuk mengubah nama usilimo menjadi Kubu Belela

Februari 23, 2023 | Februari 23, 2023 WIB Last Updated 2023-02-23T08:38:14Z

JAYAPURA[TOLITVNEWS.COM]-Dalam rangka meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur jalan, Pemerintah Kabupaten Tolikara dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena menggelar rapat koordinasi di Hotel Horison Padang Bulan Jayapura, Rabu (22/2/2023).

Kepala BPJN Wamena, Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST.,MT dalam rapat koordinasi tersebut mengatakan, Balai yang dipimpinnya dimekarkan pada tanggal 22 Juni 2020 dan membawahi wilayah Lapago dan Meepago yang terdiri dari 14 Kabupaten.

Khusus wilayah Tolikara, Zepnat Kambu mengatakan sangat bersyukur karena selama tahun 2020 sampai 2022 pihaknya sudah membangun jalan aspal sekitar 12 kilometer, termasuk di Puncak Mega yang sering menjadi terhambat ketika longsor. Saat ini Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wamena sedang mengupayakan pembangunan jalan trans Tolikara – Puncak Jaya.

“Kami sedang usulkan lagi pekerjaan dari Tolikara sampai Puncak Jaya terdiri dari 2 paket dan 3 jembatan. Ini yang sedang kita perjuangkan selama ini untuk pembangunan jalan di wilayah pegunungan. Jadi akses jalan sangat penting. Jalan adalah urat nadi untuk mendukung pembangunan bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang lainnya,” ucap Zepnat Kambu.

Ada dua tantangan terbesar dalam pekerjaan jalan di wilayah Pegunungan Papua menurut Zepnat Kambu yaitu tantangan geografis dan tantangan keamanan. Oleh karena itu ia meminta Pemerintah Kabupaten Tolikara untuk mendukung proses pembangunan jalan terutama dalam menghadapi tantangan tersebut.

“Tujuan dari pertemuan ini yaitu saya mau meminta bantuan Pemerintah Daerah yang ada di garda terdepan Pegunungan Tengah, khususnya Kabupaten Tolikara yang berada di akses penting menuju Puncak Jaya dan Puncak agar bisa membantu kami dalam menghadapi tantangan yang ada,” pintanya.

Zepnat Kambu juga menjelaskan, terkait pembayaran tanaman masyarakat yang rusak akibat pembangunan atau pelebaran jalan, BPJN berpedoman pada aturan yang berlaku.

“Waktu pembangunan masuk lebar jalan yaitu 11 sampai 20 meter yang merupakan Rumija (Ruang Milik Jalan) PUPR. Biasanya wilayah yang masuk dalam Rumija PUPR, tanaman atau rumah di samping jalan menjadi tanggung jawab kami. Jadi dilakukan komunikasi secara persuasif sehingga ganti rugi itu dikedepankan,” terangnya.

Terkait polemik tulisan Usilimo Karubaga di Puncak Mega, Zepnat Kambu mengatakan, tulisan tersebut merupakan nama ruas jalan. Jika ada permintaan agar nama tersebut diganti maka Pemerintah setempat bisa menyurati Kementerian PUPR.

“Nama sesuai kearifan lokal atau budaya tidak masalah, Pemerintah setempat bisa usulkan ke kementerian untuk disesuaikan,” ucap Zepnat Kambu

Sementara itu, Pj Bupati Tolikara, Marthen Kogoya, SH.,M.AP memberikan apresiasi kepada BPJN yang telah memberikan respon cepat untuk memperbaiki jalan di Distrik Kuari yang rusak akibat longsor belum lama ini.

 “Untuk anggap darurat, saya sudah memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial mendata masyarakat yang memiliki kebun terdampak longsor. Mereka sudah mendata, dalam waktu dekat kami akan memberikan bantuan,” ujar Pj Bupati Marthen Kogoya.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Marthen Kogoya mengucapkan terima kasih kepada BPJN Wamena atas pengerjaan jalan dari Wamena hingga Puncak Mega dan atas respon positif terhadap usulan pengerjaan jalan Tolikara menuju Puncak Jaya.

“Tolikara merupakan akses utama dari Wamena menuju Puncak Jaya lalu ke Puncak tembus ke Mimika dan seterusnya. Saya amati ruas jalan yang sudah dikerjakan oleh APBN yaitu dari Wamena hingga Puncak Mega. Selanjutnya dari Puncak Mega ke Karubaga hingga Ilu saat ini sedang diusulkan ke Balai. Puji Tuhan Kepala Balai juga sudah respon. Jadi jalan di Tolikara yang selama ini dikeluhkan, tahun ini akan dikerjakan,” tutur Pj Bupati Marthen Kogoya.

Dalam hal keamanan, Pj Bupati Marthen Kogoya menerangkan, Kabupaten Tolikara merukapan salah satu daerah yang aman jika dibandingkan beberapa daerah lain di wilayah Pegunungan Papua. Beberapa peristiwa gesekan sosial kadang terjadi namun masih bisa diatasi.

“Secara umum Tolikara aman. Gangguan kecil terjadi seperti masalah miras atau konflik antar kelompok. Saya selalu mengimbau kepada tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat agar cepat menyelesaikan konflik yang bisa diselesaikan secara baik. Mereka sudah komitmen untuk menjaga keamanan sehingga pembangunan berjalan aman dan cepat,” pungkas Pj Bupati Marthen Kogoya.(herman-suaradani.com)*

×
Berita Terbaru Update