KPA Tolikara Gelar KKR Selama Dua Hari
Dalam rangka meningkatkan semangat kerohanian jemaat, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Tolikara menggelar kegiatan Kebaktian Kebangunan Kerohanian (KKR) selama 2 hari, 23 – 24 Maret 2023 bertempat di Lapangan Merah Putih Karubaga.
Kegiatan KKR yang juga ditandai dengan Seminar bagi generasi muda Tolikara, berada di bawah tema: “Pulihkanlah Keadaan Kami yah Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di tanah negeri (Mazmur:124:4)”.
Hadir dalam KKR, Wakil Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pdt. Usman Kobak, S.Th, Pdt. Anton Kosay, S.Th, Pdt. Womi Wonda, S.Th bersama rombongan Dewan Pengurus Pusat (DPP) GIDI, Pengurus KPA Kabupaten Tolikara, tokoh agama, tokoh masyarakat, toko pemuda, tokoh perempuan, dan tokoh intelektual serta jemaat GIDI Wilayah Toli.
Pdt. Anton Kosay, S.Th saat memimpin ibadah hari pertama KKR mengatakan, semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Upah dosa ialah maut. Berita-berita tentang keselamatan harus disampaikan agar semua orang memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus.
“Injil harus disampaikan karena ada kelanjutan hidup kekal. Tidak ada yang abadi di bumi ini,” ujar Pdt. Anton Kosay.
Dikatakannya, banyak orang Israel mati dalam perjalanan dari Mesir menuju tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Musa. Kemudian Mazmur 90:10 mengatakan, usia manusia mencapai 70 kalau kuat 80 tahun dan selebihnya penderitaan. Selain itu, dalam Yakobus 14:4 dikatakan, hidup kekal ditentukan oleh kehidupan saat ini walaupun kehidupan saat ini sangat singkat.
“Sebab itu sebelum orang mati dalam keadaan berdosa, berita Injil harus diberitakan kepada mereka seluruh dunia,” kata Pdt. Anton Kosay.
Wakil Presiden GIDI Pdt. Usman Kobak, S.Th saat ibadah KKR hari kedua menjelaskan, GIDI terbit di Papua dan menjadi terkenal di dunia karena para pewarta melaksanakan perintah Allah. Hal ini sesuai dengan teks Kisah Para Rasul 1:8 yang mengatakan: Tetapi kamu akan menerima kuasa. Kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Jerusalem dan di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
“Orang tua generasi pertama dengan pertolongan Tuhan telah meletakan dasar yang besar untuk jangka waktu yang panjang.
Gereja ini lahir dengan sebuah histori yang sangat unik dan menyentuh, haru dan bahagia sekaligus membangkitkan sebuah spirit untuk melaksanakan perintah Allah,” kata Pdt. Usman Kobak.
Dikatakannya pula, Gereja yang lahir di Honai benar-benar menjadi sebuah Gereja yang kuat, tidak bergantung kepada siapapun. Gereja GIDI menjunjung tinggi nilai demokrasi dengan sistem pemerintahan Gereja Presbiterian Kongregasional.
“Sebagai anak yang lahir, besar dan telah mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, sangat berbangga hati ketika berbicara tentang Gereja GIDI dan segala kemajuan di berbagai belahan dunia,” tutur Pdt. Usman Kobak.
Sementara itu, Ketua KPA Kabupaten Tolikara, Arianto Kogoya mengatakan, pihaknya dipercayakan Tuhan untuk melayani dengan tulus. Ia berharap generasi muda Tolikara memiliki semangat iman yang teguh dan terhindar dari bahawa HIV/AIDS serta penyakit sosial lainnya sepert minuman keras, narkoba, judi, perkelahian, perang dan sebagainya.
“Kami adalah tim yang dipercayakan oleh Tuhan untuk melayani. Biasanya setiap tahun kami lakukan sosialisasi dan KKR di masing-masing pusat wilayah pembangunan Kabupaten Tolikara yakni di Karubaga, Kanggime, Bokondini, dan Kembu,” ucap Arianto Kogoya.
Menurut Arianto Kogoya, dasar pelayanan yang dilakukannya adalah tugas yang telah diberikan oleh Yesus kepada murid-muridnya untuk memberitakan Injil ke segala suku bangsa. Tugas itu juga telah diterima oleh Gereja masa kini.
“Gereja GIDI yang lahir tanggal 12 Februari 1963 meneruskan misi pelayanan para murid Yesus. Jadi saat ini Gereja GIDI terus kumandangkan pewartaan baik secara lokal maupun nasional dan go internasional, dengan tema: Penginjilan Belum Selesai”, terang Arianto Kogoya.(Duma Muny)*