Gambar salah satu gedung megah Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Tolikara yang dilakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunannya oleh Penjabat Bupati Marthen Kogoya, SH, MAP dan Sekretaris Daerah Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA di Karubaga, kota Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan, Kamis (4/8) lalu. Foto: Istimewa
KARUBAGA, TOLITVNEWS.com — Penjabat Bupati Kabupaten Tolikara Marthen Kogoya, SH, MAP bersama Sekretaris Daerah Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA melakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunan tiga gedung pada tahun 2023 di Karubaga, kota Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/8). Pembangunan tersebut sebagai bentuk sinergitas antara pemerintah dan Gereja memajukan daerah.
Tiga gedung adalah gedung Kantor Wilayah Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Toli, Gedung Kantor Klasis Konda GIDI Wilayah Toli, dan gedung Aula Pertemuan GIDI di Karubaga.
Sumber biaya merampungkan fisik tiga gedung tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tolikara melalui persetujuan DPRD setempat.
“Pada kesempatan yang berahmat ini, saya mengajak kita semua memanjatkan Syukur kepada Tuhan karena kita semua berada di tempat ini karena Injil sudah lebih dahulu hadir.
Ini bentuk sinergitas yang produktif antara pemerintah dan gereja memajukan masyarakat dan daerah,” ujar Kogoya didampingi Sekda Yosua, Kepala Bappeda Tolikara Imanuel Gurik, SE, M.Ec. Dev, Ketua Wilayah GIDI Tolikara Pendeta Marthen Jingga, S.Th, MA, dan sejumlah tamu undangan serta masyarakat sesaat sebelum melakukan prosesi peletakan batu pertama.
Kogoya menambahkan, oleh karena Injil hadir terlebih dahulu, pemerintah juga hadir untuk membangun masyarakat, umat dan memajukan Tolikara. Karena itu, ia mengajak semua mengucap syukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan-Nya.
“Firman Allah berkata, sesuatu itu indah pada waktunya. Hal ini juga sudah disampaikan Bapak Ketua GIDI Wilayah Toli bahwa segala sesuatu indah pada waktunya.
Jadi, Tuhan tentu punya rencana indah sehingga tiga gedung GIDI dapat dilakukan peletakan batu pertama pembangunannya disaksikan seluruh masyarakat,” ujar Kogoya lebih jauh.
Menurut Kogoya, sebagaimana disampaikan Ketua Wilayah GIDI Toli bahwa jauh sebelumnya proposal pembangunan sudah diajukan para pengurus atau orangtua kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara. Tetapi, ia mengatakan semua itu rencana Tuhan sehingga saat masa kepemimpinannya sebagai penjabat bupati baru terwujud karena hal tersebut adalah juga rencana Tuhan dan tetap harus disyukuri.
“Semua pemimpin punya visi, program yang harus diimplementasikan. Sekali lagi, ini adalah rencana Tuhan bagi kita semua. Hari ini kita menyaksikan peletakan batu pertama.
Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Pak Sekda Tolikara dan Kepala Bappeda serta seluruh perangkat OPD karena kita semua sama-sama setuju untuk membangun tiga gedung ini,” ujar Kogoya.
Kogoya juga menyampaikan apresiasi kepada pimpinan dan anggota DPRD Tolikara karena menyetujui anggaran Pembangunan tiga gedung dan aula permanen tersebut.
Hal tersebut merupakan wujud komitmen eksekutif dan legislatif membangun gedung yang permanen untuk digunakan jemaat GIDI di wilayah Tolikara.
“Pemerintah daerah pasti akan membantu membangun dan merampungkan tiga gedung ini bersama panitia dan masyarakat.
Ke depan berbagai kegiatan Pemda juga akan memanfaatkan gedung yang sama. Meski kita bangun untuk Gereja GIDI tetapi Pemda akan sewa. Jadi, kalau ada kegiatan pertemuan dari Pemda di gedung ini tetapi tetap harus sewa. Karena itu setelah kita bangun, kita akan serahkan kepada pengurus GIDI selaku pengelolanya,” ujarnya.
Pihaknya mengharapkan agar kerja sama yang harmonis, sinergis antara pemerintah dan gereja akan tetap dirawat dan dibangun bersama. Hal tersebut penting untuk ikut memajukan Tolikara lebih baik lagi sesuai tugas dan panggilan masing-masing.
“Pemerintah pasti bekerja di bidang fisik, sarana dan prasarana. Intinya, Gereja bangun aspek Rohani lalu pemerintah bangun jasmani.
Jadi, Pembangunan Rohani dan jasmani harus jalan beriringan. Sayang kalau hanya bangun aspek rohani atau jasmani. Bapa-bapa mendoakan kami pemerintah dan membangun iman umat di Tolikara.
Semua ini untuk ikut menggembalakan domba-domba-Nya sehingga pelayanan kami di pemerintahan berjalan dengan baik,” ujar Kogoya.
Yosua Douw menambahkan, pembangunan kantor dan aula GIDI Tolikara mendesak dilakukan Pemkab Tolikara karena kondisi fisik kantor dan gedung tersebut sudah tidak memadai karena termakan usia,Bahkan kantor dan aula GIDI tersebut sudah dibangun umat jauh sebelum ia lahir.
“Gedung-gedung ini sudah lama dibangun para gembala dan orangtua sejak lama sebelum kami lahir. Sebagai anak Tolikara, saya juga sangat bersyukur Tuhan kasih kesempatan ketika saya jadi Sekda Tolikara bersama Bapa Penjabat Bupati, Pak Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan rekan-rekan pimpinan OPD lain bisa membangun tiga situs bersejarah bagi pelayanan Gereja GIDI di Tanah Toli, Papua, Indonesia, dan dunia,” ujar Yosua.
Yosua juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada para pimpinan Gereja GIDI dan umat sekaligus mengajak semua yang terlibat dalam pelayanan iman jemaat GIDI di Tolikara patut bersyukur kepada Tuhan.
Selain itu, ungkapan terima kasih juga disampaikan karena para gembala GIDI Tolikara sejak Injil masuk pertama kali di wilayah Tolikara menjadi bagian penting pengembangan pelayanan iman jemaat.
“Sebagai generasi muda yang sejak lahir dan besar di Tolikara, saya sungguh menyadari bahwa peran para hamba Tuhan Gereja GIDI sangat besar, termasuk bersinergi dengan pemerintah dalam memajukan daerah ini,” ujar Yosua, pasangan Pendeta Yerry Douw, S.Th, MA, M.Th dan Yuliana Agapa.
Prosesi peletakan batu pertama pembangunan tiga gedung oleh pemerintah menunjukkan bahwa pemerintahan membangun pelayanan umat untuk memuliakan nama Tuhan.
Langkah tersebut juga sebagai wujud komitmen bahwa pemerintah dan gereja bekerja sama dan bersinergi dengan baik demi kemajuan masyarakat dan daerah.
“Saya meneteskan air mata waktu ikut meletakkan batu pertama untuk pembangunan aula dan kantor GIDI di Karubaga.
Saya menyadari kuasa Tuhan sungguh Ajaib melalui para gembala dan umat sehingga iman umat GIDI tumbuh pesat di Tolikara hingga saat ini,” ujar Yosua, Sekda termuda di seluruh wilayah tanah Papua.
Yosua juga mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Tolikara Marthen Kogoya, Kepala Bappeda, seluruh pimpinan OPD, dan anggota DPRD Tolikara atas kerja sama yang intens sehingga tiga gedung GIDI di Tolikara dapat dilakukan peletakan batu pertama dan akan dimulai proses pembangunan hingga rampung.
“Hari ini kita menciptakan sejarah berharga di bawah kepemimpinan Bapak Penjabat Bupati Tolikara. Kita semua menyaksikan proses peletakan batu pertama pembangunan tiga gedung baru untuk Gereja GIDI Tolikara. Baik Pak Penjabat Bupati, Pak Kepala Bappeda, seluruh OPD, dan anggota DPRD serta para hamba Tuhan dan Masyarakat, pasti Tuhan memperhatikan kita semua karena telah mengutamakan Tuhan,” lanjut Yosua.
Sedangkan Pendeta Marthen Jingga mengatakan, sejak lama pihaknya mengajukan proposal agar dibangun gedung kantor GIDI Wilayah Toli memadai untuk memudahkan pelayanan kepada jemaat, Namun proposal tersebut belum ada jawaban sehingga tertunda.
“Orangtua kita dahulu memang fokus untuk penginjilan tetapi belum sempat memikirkan untuk bangun aula dan fasilitas GIDI lainnya karena masih serba terbatas.
Ini menjadi pergumulan saat saya dipercaya menjadi ketua wilayah. Muncul pertanyaan dalam hati, apakah visi-misi orangtua dulu kita teruskan? Pertanyaan ini muncul karena banyak gedung gereja peninggalan orangtua dulu sudah roboh, tidak layak pakai. Karena itu, di masa kepemimpinan Bapak Penjabat Bupati semua terwujud,” ujar Pendeta Marthen Jingga. (Ansel Deri)*