-->

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Kepala Bappeda Tolikara Imanuel Gurik Mengucapkan Selamat Hari Batik Nasional (2 Oktober 2023)

Oktober 03, 2023 | Oktober 03, 2023 WIB Last Updated 2023-10-03T00:03:45Z
KARUBAGA.[TOLITVNEWS.COM].Selamat Hari Batik Nasional (2 Oktober 2023)
Oleh Imanuel Gurik,.SE.M.Ec.Dev Kepala Bappeda kabupaten Tolikara.

Memperingati hari Batik saya mau cerita sedikit tentang Sejarah Batik yang diperkenalkan ke Papua. ucap Imanuel Gurik.

Saya pernah ulas dalam tulisan berjudul "JDF dan Phokouw Faa: Sebuah Cerita Membuminya Kerajinan Batik di Papua"

Dewasa ini, kerajinan batik di Papua cukup berkembang, terutama dalam dua dasawarsa terakhir. 

"Kekayaan budaya berupa motif yang berasal dari ratusan suku di Papua turut memberi andil bagi kemajuan itu.katanya"

 Para pengrajin punya banyak pilihan untuk berekspresi. Di lain pihak, batik Papua mulai merambah pasar nasional dan internasional.

Walaupun tidak bisa dipastikan kesahiannya, beberapa narasumber yang ditemui Fokus Papua mengatakan, kerajinan batik masuk ke Papua sekitar tahun 80-an, diprakarsai oleh badan dunia The United Nations Development Programme (UNDP). tutur Imanuel."

Ketika itu, UNDP membentuk sebuah perusahaan bernama The Irian Jaya Joint Development Foundation (IJJDF). Tahun 1982, IJJDF mendirikan anak perusahaan bernama Batik JDF yang memperkenalkan batik cap dan batik tulis.

Disebutkan, seseorang bernama Zainal Arifin, seniman batik asal Solo, yang pertama kali yang didaulat menjadi mentor di perusahaan itu. Karyawannya, banyak putra-putri Papua.

“Jadi kita kumpul gambar dari daerah-daerah di Irian Jaya, baru Bapa Zainal yang masukkan motif itu ke dalam besi cap itu,” ungkap Niko Wanggai, pria yang pernah jadi bagian manajemen Batik JDF Irian Jaya.

Selang dua tahun kemudian, tepatnya 1984, batik printing mulai diperkenalkan. Sayangnya, setelah beroperasi lebih dari 10 tahun, tepatnya 1997, perusahaan itu harus dilikuidasi dan seluruh karyawannya diberhentikan.

“Padahal, hampir semua dari mereka sudah menggantungkan hidupnya dari perusahaan itu,” ujar Niko kepada Fokus Papua di kediamannya, di Hamadi, beberapa bulan.katanya"

Hal ini diamini oleh Yosepus Marani, yang juga mantan karyawan Batik JDF bagian printing. “Pasca dilikuidasi, sebagian dari karyawan Batik JDF kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan. 

Waktu itu, batik ini sangat menolong kita orang Papua, menjadi sumber pendapatan per keluarga, kita produksi batik di Waena ini di atas lokasi 10 hektar dengan tempat yang ditata baik, sampai menarik wisatawan masuk ke Irian Jaya,” kisah Yosepus saat ditemui di rumahnya di Waena.

Sejarah Batik di Papua pernah saya ulas dalam tulisan di link ini. Dibaca ya kakak-kakak. 

Selengkapnya klik link dibawah
https://fokuspapua.com/jdf-dan-phokouw-faa-sebuah-cerita-membuminya-kerajinan-batik-di-papua.Redaksi.[Tolitvnews.com] DumaMunny*
×
Berita Terbaru Update