-->

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Intelektual Tolikara yang Mengabdi di Pemerintahan, Politik, Gereja dan Swasta

Desember 14, 2023 | Desember 14, 2023 WIB Last Updated 2023-12-14T14:31:21Z
KARUBAGA[TOLITVNEWS.COM]-Saya secara pribadi dan sebagai politisi membuat narasi ini untuk di diskusikan atau berpendapat bebas bagi intelektual Tolikara yang mengabdi di pemerintahan, politik, gereja dan Swasta:
Oleh Benny Kogoya 

Berbicara politik pasti kaum awam berspekulasi politik itu kotor, curang, mengerikan dan lain- lain, namun sejatinya tergantun siapa yang memainkan peran politiknya dan politik itu ada etika main dan siapa yang memainkan dengan santun, dengan seni dan bersih dan tidak merugikan sosial masyarakat dan keluar sebagai pemenan dan membawa dampak yang besar dalam semua aspek kehidupan sosial masyarat untuk mencapai tujuan kedamain dan kesejahtraan rakyat dan kemajuan daerah itu dan juga kembalikan dari itu bisa berdampak merugikan sosial masyarakat dan menghancurkan suatu daerah, Pemerintahan dan gereja.ucap Benny Kogoya".

Banyak Tokoh politik dunia atau nasional, namun yang menjadi inspirasi dalam berpolitik namun saya langsung saja ke Tokoh-Tokoh politik Tolikara.

Ada Tokoh-Tokoh politik yang berkamuflase pake Mimbar Gereja, Mimbar Pemerintahan atau meminyam tangan Hamba Tuhan atau Pemerintah untuk menekan Umat atau Rakyat untuk mengoalkan suatu tujuan itu sah- sah saja sebagai bagian dari strategi kemenangan namun, fungsi Tokoh Gereja yang utama semaking hilang dalam mengontrol moral masyarat.

 karena terlibat politik praktis langsung dan apa yang di sampaikan ke umat terasa hambar karena Gereja masuk dalam intervensi politik dan intervensi ke Pemerintah.Tutur Benny Kogoya".

Dan kita kembali dalam domain politik senior yang memberikan keteladanan politik yang santun, humanis, bersih dan bermartabat yaitu bapak Lukas Enembe sebagai anak koteka yang sederhana dan santun dan berani tidak melibatkan para tokoh gereja terlibat langsung berpolitik praktis untuk mendukung dan meminyam tangan atau mimbar gereja di jadikan pangun politik tetapi tokoh gereja tetap di kembalikan ke fungsinya sebagai penasehat dan pendoa pengontrol moral dan beliau tetap melakukan usaha-usaha penguatan kualisi partai politik tetap bersama akar rumput dengan visi dan misi yang tidak muluk-muluk menawarkan ke rakyat dan tidak kampanye hitam dengan tekat berani dan opotisme menyatukan rakyat papua dengan" KASIH MENEMBUS PERBEDAAN" dan menduduki dok 2 berturut- Turut dua periode pada pilkada pintanya Benny Kogoya".

Beliau tidak pernah berkampanye Anak GIDI pimpin Papua padahal umat terbesar dan lumbung suara ada di umat GIDI, karena Gubernur Papua milik semua umat dominasi Gereja dan beliau munculkan satu narasi anak GIDI pimpin Papua Dominasi Gereja lain bisa tersingung.

maka belia sangat menjaga hal ini dan juga beliau tidak pernah berkampanye anak koteka keriting pimpin Papua padahal lumbung suara terbesar ada di di gunung dan beliau pake narasi anak koteka pimpin Papua bisa menyingung saudara-saudara di pesisir pantai dan saudara-saudara Nusantarara dan Gubernur Papua bukan milik anak gunung dan beliau pake simbol koteka sebagai anak adat, anak laki -laki yang ingin maju dengan daerah lain yang sudah mengenal peradapan dunia duluan dan beliau sangat menjaga dan merawat perbedaan dan menyatukan perbedaan di tanah papua saat konsolidasi atau tatap muka dengan semua elemen masyaratat dengan ' KASIH MENEMBUS PERBEDAAN' maka simpatinya besar dan menguasai pangun dan menjadi gubernur 2 periode.

Dan untuk mencapai tujuan Gubernur Papua Pengunungan atau bupati atau waki bupati atau DPRD meminyam tangan hamba Tuhan untuk mendukung dan berkampanye di mimbar gereja secara tidak langsung kita kader kader menjatukan wibawah dan citra hamba Tuhan dan melangar dokma- dokma yang ada dalam gereja akhirnya terjadi perpecahan atau dualisme kepemimpinan dalam gereja sehingga tokoh gereja yang terlibat langsung dalam politik praktis bisa kembali pada fungsinya dan tetap mendukung kader - kader yang maju Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati dan DPR RI dan DPRD dan pemerintah tetap kembali pada fungsi pelayan rakyat dan tidak terlibat politik praktis juga dan biarkan politisi bersain dan KPU dan panwas sebagai penyelagara dan pengawas yang menentukan kemenangan 2024-2029.>Tandas Bennykogoya.<
 
By Benny Kogoya
(KETUA DPD PARTAI NasDem Tolikara)
[Redaksi Tolitvnews.com]*
×
Berita Terbaru Update