Notification

×

Iklan

Iklan

INTELEKTUAL, PANJABAT BIROKRASI, DAN ELEMEN TOKOH SEBAGAI SENTER PILKADA 2024 DI KABUPATEN TOLIKARA

September 26, 2024 | September 26, 2024 WIB Last Updated 2024-09-26T16:33:41Z
KARUBAGA[tolitvnews.com]-
Oleh Midiles Kogoya,.S.M
Delapan calon bupati dan wakil bupati kabupaten Tolikara pada Pilkada 2024 adalah putra-putra terbaik asal Tolikara, punya visi dan misi, dan dengan tujuan membangun Tolikara pada periode 2024-2029.

Pada kesempatan yang panas berita isu Pilkada 2024 calon gubernur dan wakil gubernur dan Calon Bupati dan wakil Bupati rencana melakukan pemilihan yang sudah mulai dekat ingin saya menulis bagaimana kemudian sikap kita sebagai intelektual, penjabat birokrasi dan elemen tokoh di Tolikara.

Masyarakat Tolikara dewasa ini sudah belajar tentang tata cara berpolitik dengan demikian kita tidak bisa dikte atau sosialisasi, sehingga perang intelektual bagaimana  Perang dan Kontribusi Tokoh Bagaimana.

Hal ini menjadi urgensi bagi kita, bahwasanya sikap Kita perlu menjadi senter untuk mengubah paradigma berpikir dengan pentingnya nilai-nilai budaya, hubungan keluarga, agama.

Filosofi kebudayaan Tuhan kasih tidak bisa pakai metode dalam berpolitik seperti bahas dan berjuang secara budaya rumah honai laki-laki, apalagi bahasa di gereja.

Melihat kehidupan relasi sosial masyarakat Tolikara pada umumnya suku lani sangat sosialis dan kolektivitas, dari segi buka lahan kebun, kerja pagar, atau seperti bakar batu, dan kegiatan duka, dan tempat tinggal dalam honai yang di dalam terdapat kepala suku, tokoh adat sebagai pemimpin yang mengendalikan.
Filosofi budaya ini telah menujukan bahwa sangat luar biasa hubungan kekeluargaan, dan kerja sama atau Gotong Royong, dan budaya paham dengan sistem ideologi secara langsung sudah diterapkan oleh kehidupan masyarakat adat dengan praktik sederhana.

Hari ini situasi kasus konflik yang paling rawan adalah penulis menemukan hanya dua faktor yang pertama masalah politik dan yang kedua dana kampung yang terakhir ambisius jabatan, dari tiga indikator ini sementara analisis.

Selain itu kita perlu menjaga bahasa dalam berpolitik jujur, apa adanya saat kampanye sampaikan kepada masyarakat, karena yang merusak citra demokrasi adalah isu yang di goreng oleh intelektual, tim kemenangan atau tim relawan lewat media sosial.

Penulis menemukan perfektif logis seperti ini juga ditulis oleh Kepala Bappeda Imanuel Guruk dengan Judul “Wujudkan Pilkada 2024 Yang Demokratis Melahirkan Pemimpin Terbaik” selanjut juga artikel yang di tulis oleh Seppy Wanimbo Ketua DPD PPDI Papua Pegunungan Tentang “ Kepala Kampung / Desa Harus Netral Dalam Pesta Demokrasi 2024”.

Sebagai kaum terdidik, terpelajar dan cendekiawan mesti sudah paham bagian ini, artinya kita cukup menjadi senter solusi, memberikan pemahaman mengedukasi tentang perdamaikan, keadilan, dan lawan praktik Money politik, intimidasi politik dan menjaga keamanan serta mendorong integritas, reputasi kerja-kerja KPUD dan Bawaslu kabupaten Tolikara.

“Salam NAWI ARIGI”
Oleh: Midiles kogoya, S.M
×
Berita Terbaru Update